Solidaritas.net, Makassar – Memperingati Hari Buruh Internasional atau yang kerap disebut May Day, kaum pergerakan di Makassar memperingatinya dengan beragam cara seperti melakukan orasi politik, penampilan teatrikal, aksi kepung bandara dll. Sedangkan elemen pergerakan yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Demokratik (KAMRAD) menggelar kegiatan bertema May Day Parade, Jumat (1/5/2015).
KAMRAD adalah koalisi yang didalamnya tergabung beberapa elemen masyarakat sipil seperti LBH Makassar, YLBHM, Kontras Sulawesi, GSBN, KPO-PRP Makassar, Srikandi, SP-Anging Mamiri, KIPAS, SJPM, Pembebasan, KOMUNAL, FMD-SGMK, SMI, MALCOM,HIMAHI UNHAS, Perhimpunan Merdeka, Gertak Sinjai, HMT UMI, BEM KMFS UNHAS, Minimalis Action, Ofischia Ins, Kapak SC, PB Ipmil Raya, BEMM Mkassar, FORMMATT, GMPA, FMK, PP Pemilar, BEM Teknik UVRI, BEM Sospol UVRI, BEM FKIP UVRI, BEM Teknik UIM, STMIK Dipanegara, D’Grapf STIMIK DP, NDC STIMIK DP.
Kegiatan ini dijadikan sebagai ajang solidaritas antar-organisasi untuk memperkuat gerakan buruh dan rakyat.
Turut hadir penampilan sejumlah band seperti Blacker Vis dan Serikat Juru Parkir Makassar (SJPM), serta diisi dengan testimoni dari berbagai kalangan terkait penggusuran, kekerasan, dan upah murah. KAMRAD juga membentangkan mengenai persoalan yang dihadapi oleh buruh dan rakyat.
Massa aksi KAMRAD menyuarakan penindasan yang menimpa rakyat serta memaparkan solusi yang diyakini dapat menuntaskan persoalan rakyat.
Seperti dalam orasi yang disampaikan oleh perwakilan GERTAK Sinjai, “revolusi memang sulit tapi bukan mimpi dan untuk mewujudkannya dibutuhkan persatuan.”
SJPM sendiri menampilkan teatrikal yang menggambarkan penindasan yang mereka alami sebagai juru parkir hingga mereka bersatu membentuk serikat. Selain itu, adapula buruh migran yang menyuarakan kondisi buruh migran di Kalimantan dimana para buruh migran disana masih ada yang menerima upah Rp.15.000-Rp. 20.000 setiap harinya.
Sedangkan diawal penampilan band Blackel Vis mengatakan, “dulu budak tidak diupah tetapi diberi makan, sekarang buruh diupah untuk makan.”