Solidaritas.net, Bengkulu – Aksi solidaritas untuk Salim Kancil masih terus dilakukan. Jika beberapa waktu yang lalu aksi solidaritas itu berasal dari kalangan mahasiswa dan buruh, kini giliran petani di Bengkulu yang menggelar aksi serupa. Belasan petani yang berasal dari berbagai wilayah di Provinsi Bengkulu itu berunjukrasa di bundaran Simpang Lima Kota Bengkulu, Sabtu (10/10/2015).
Koordinator aksi, Ola Elveri mengatakan bahwa pembunuhan Salim Kancil adalah tumbal dari kerakusan korporasi dalam menguasai sumber daya alam.
“Pemerintah juga bertanggungjawab dalam kasus ini karena membuka pintu lebar kepada investor sementara rakyat menanggung dampak buruk,” kata Ola dikutip dari harianterbit.com, Sabtu (10/10/2015).
Ola juga mengatakan, pembunuhan terhadap Salim Kancil bukan tidak mungkin terjadi di wilayah Bengkulu. Sebab, didaerah tersebut, konflik antara masyarakat dan penambang juga terbilang tinggi. Salah satunya adalah pertambangan pasir biji besi di wilayah Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma. Padahal menurutnya, kawasan pesisir memiliki fungsi strategis bagi perlindungan daratan Bengkulu yang semakin terkikis karena abrasi.
Sementara itu, Solikin, petani dari Penago Baru Kabupaten Seluma yang juga menolak kehadiran tambang pasir besi di wilayah mereka meminta pemerintah agar lebih bijak memberikan izin konsesi tambang.
“Jangan mengorbankan masyarakat banyak demi investasi yang hanya menguntungkan pemodal. Kami mendukung masyarakat Desa Selok Awar-Awar untuk mempertahankan lingkungan yang aman,” katanya.
Sedangkan penanggungjawab aksi, Manajer Advokasi Walhi Bengkulu, Sony Taurus mengatakan, pemerintah harus mengakhiri paradigma pembangunan yang bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam.
Aksi para petani, anak-anak serta para aktivis lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu ini mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian. Meskipun begitu, sebelum mengakhiri aksi tersebut, para pengunjukrasa membacakan enam tuntutan mereka yakni menuntut pemerintah dan aparat penegak hukum untuk melindungi petani dari indimidasi perusahaan. Menyerukan perlindungan kawasan pesisir sebagai kawasan genting, unik dan penting dalam kelestarian lingkungan. Mendesak pengusutan kasus pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan.
“Tuntaskan konflik agraria di Bengkulu dan kembalikan tanah rakyat yang telah dirampas perusahaan tambang dan perkebunan,” kata Solikin.