Menjelang 30 September, gonjang-ganjing bangkitnya PKI makin ramai di media sosial. Sampai-sampai institusi TNI harus menginstruksikan pemutaran film Pengkhianatan G 30/S/PKI di mana-mana dengan mengabaikan banyaknya kesalahan data dalam film tersebut. PKI memang salah satu hantu tertua di Indonesia. Sejak dibubarkan 51 tahun lalu melalui Tap MPRS Nomor 25/1966, nyatanya hantu PKI masih ditakuti. Satu-satunya yang bisa mengalahkan kehebohan isu hantu PKI ini hanya film Pengabdi Setan remake besutan Joko Anwar yang juga tayang di bioskop akhir September ini.
Lucunya, hasil survei Saiful Mujani Research And Consulting (SRMC) mengatakan mereka yang meyakini isu kebangkitan PKI didominasi pendukung partai politik terutama didominasi pendukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra.
“Tetapi kalau dilihat proporsinya, maka yang setuju dengan isu ‘sedang terjadi kebangkitan PKI’ itu terlihat lebih besar diantara pendukung PKS (37 persen), Gerindra (20 persen), dan PAN (18 persen),” kata Sirojudin dalam paparan hasil survei di Kantor SMRC, Jakarta, Jumat (29/9/2017).
Selain itu, survei SRMC juga memperlihatkan bahwa 19% persen pendukung Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 percaya bahwa saat ini telah terjadi kebangkitan PKI. Sementara itu, terdapat 10% pendukung Jokowi-JK yang percaya dengan hal tersebut.
“Jadi, opini tentang kebangkitan PKI terjadi lebih banyak pada pemilih Pak Prabowo ketimbang Pak Jokowi,” imbuhnya.
Diketahui survei opini publik ini merupakan CSR dari SRMC. Survei tersebut dilakukan terhadap 1.057 responden, dari 1.220 sampel, dengan margin error 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Kemudian, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih, dalam periode tanggal 3 – 10 September 2017. Sementara itu, kontrol kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangkan responden terpilih.
Akhirnya, terang benderang lah siapa pemain di balik isu bangkitnya PKI ini.