Solidaritas.net, Manado – Sopir angkot di Manado melakukan aksi mogok dan memarkir mobil di ruas Jl Pierre Tendean Manado pada Jumat (24/4/2015) lalu. Aksi mogok ini dilakukan karena para sopir angkutan kota Malalayang-Pusat Kota bernomor 45 merasa kesal pada ulah oknum kepolisian yang sering melakukan pemalakan.
Oknum Satuan Lalu Lintas Polresta Manado dituding sering melakukan pemalakan saat para sopir angkot ditilang dengan memberikan harga yang berbeda-beda. Mulai dari Rp.25.000 sampai Rp.100.000.
Padahal para sopir angkot ini berharap jika di antara mereka melakukan pelanggaran agar ditilang saja, bukannya dipalak. Mereka juga meminta kepada polisi agar tidak tebang pilih dalam menyelesaikan persoalan pelanggaran lalu lintas.
Menurut mereka, para oknum polisi ini kerap membberikan perlakuan berbeda antara orang-orang berdasi dengan sopir angkot.
Seperti yang dilansir Merdeka.com, aksi mogok berlangsung sepanjang jalan Pengadilan Negeri Manado hingga didepan pusat perbelanjaan Megamall. Ribuan calon penumpang pun terlantar. Masyarakat Manado yang bekerja mengaku terlambat menuju tempat kerja bahkan ada yang nekat jalan kaki.
Saat itu, anggota Satuan Lalu Lintas Polresta Manado dihakimi oleh para sopir angkot ketika akan membubarkan aksi mogok karena dianggap mengganggu aktivitas masyarakat dan tidak mengantongi izin.
Seperti yang dilansir Jurnalsulteng.com “bubar ,bubar , polisi yang mengatur kalian bukan kalian yang mengatur polisi,” ujar Pak Polisi yang berinisial K itu.
Meskipun begitu, aksi mogok sopir angkot ini dapa diredam saat Wakapolres Manado AKBP Enggar Brotoseno menemui mereka dan melakukan dialog. Tidak tanggung-tanggung para sopir angkot menyampaikan langsung setiap hal yang menjadi keluhannya dan menyebutkan secara gamblang tiga nama oknum polisi yang selama ini sering melakukan pemalakan bahkan bertindak sewenang-wenang kepada para sopir.
Enggar Brotoseno menanggapi hal tersebut secara positif meskipun sempat mengatakan jika selama ini anggotanya tidak ada yang berulah demikian. Namun berhubung telah mendapat masukan langsung dari para sopir angkot, maka ia berjanji di hadapan para sopir akan menindak lanjuti hal ini.
Setelah merasa pusat mendapat jawaban dari Wakapolres, massa aksi pun membubarkan diri.