Buruh PT Kertas Nusantara melakukan unjuk rasa pada 14 Januari 2013 lalu karena menuntut pembayaran gaji. Foto: TribunNews |
Rencana Prabowo maju sebagai Calon Presiden 2014 ditolak oleh ratusan buruh PT Kertas Nusantara. Buruh perusahaan yang dulu bernama PT Kiani Kertas ini dengan melakukan unjuk rasa di halaman gedung Pemerintah Kabupaten Berau, Riau.
Serikat Pekerja PT Kertas Nusantara menilai Prabowo sebagai pemilik PT Kertas Nusantara tidak akan mampu mengurus persoalan negara. Buruh kesal karena pembayaran gaji selalu terlambat dibayar dan Jamsostek juga belum dibayarkan.
“Prabowo tidak bisa mengurus persoalan yang kecil-kecil, apalagi persoalan besar,” kata salah satu pengunjuk rasa dalam orasi pada Senin (8/7/2013), dilansir dari Plat Merah Online.
Buruh mengaku diperlakukan semena-mena oleh Manajemen PT Kertas Nusantara. Mereka diintimidasi jika mengikuti unjuk rasa, fasilitas perumahan karyawan dikurangi, air dan listrik diputus, bahkan ada yang diusir dari perumahan karyawan.
Salah seorang pengurus serikat PT Kertas Nusantara, Makmur, mengaku sudah pernah menyampaikan masalah yang mereka alami langsung kepada Prabowo, namun sampai saat ini tidak ada tindak lanjut. “Dulu saya punya nomor HPnya, tapi sekarang tidak ada lagi,” jelasnya.
Kasus PT Kertas Nusantara yang dulu bernama Kertas Kiani ini sudah berlangsung sejak 2009. Bahkan, perusahaan pernah melantarkan 900 buruhnya tanpa diberikan gaji pada tahun 2009. Saat itu perusahaan terkena imbas dari krisis keuangan global 2008 sehingga tidak mampu membeli bahan baku pulp. Namun, setelah harga pulp kembali normal, perusahaan tetap kesulitan mengadakan bahan baku.
14 Januari 2013 lalu, buruh PT Kertas Nusantara melakukan unjuk rasa karena perusahaan lagi-lagi terlambat membayarkan gaji.
Berbeda dengan buruh PT Kertas Nusantara, buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) justru menyambut pidato Prabowo dengan tepuk tangan yang meriah. Prabowo menjelaskan alasannya nyapres di 2014 di depan ribuan buruh FSPMI saat nonton bareng film perjuangan Mayday 2013 di Puri Adhyaksa Garini, Halim Perdanakusuma, Senin (1/7/2013) lalu.
“Hidup Pak Prabowo, Hidup Pak Prabowo,” teriak seorang buruh dan langsung disambut oleh ribuan buruh anggota FSPMI lainnya, seperti yang dilansir dari Merdeka Online.