Solidaritas.net, Serang – Upah Minimum Kabupaten (UMK) Serang 2015 sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Plt Gubernur Banten pada Jumat (21/11/2014) malam, bersama dengan 7 kabupaten/kota lainnya. Namun, para buruh menolaknya, karena dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL). Oleh karena itulah, mereka pun melakukan aksi unjuk rasa untuk menyampaikan penolakan terhadap UMK Serang 2015 tersebut.
Ribuan buruh yang berasal dari sejumlah Federasi Serikat Pekerja di Kabupetan Serang itu menggelar aksi unjuk rasa dengan memblokir pintu keluar tol Ciujung yang menghubungkan Serang dengan Tangerang, Senin (24/11/2014). Para buruh baik pria maupun wanita itu berdiri menutup gerbang, sehingga kendaraan tidak bisa keluar dari jalan tol tersebut.
Delapan buruh mengawali aksi blokir tol ini. Mereka mencegat bus-bus jemputan buruh dan menurunkan penumpangnya. Demi keamanan, sumber Solidaritas.net menolak menyebutkan nama mereka.
Akibat aksi unjuk rasa ini, arus kendaraan dari Serang menuju Tangerang dan sebaliknya menjadi macet. Di depan pintu tol keluar, perwakilan dari masing-masing serikat pekerja juga melakukan orasi secara bergiliran di bawah penjagaan ketat aparat kepolisian. Selain itu, sejumlah buruh yang awalnya hendak berangkat kerja akhirnya juga ikut berunjuk rasa.
“Tadinya saya mau kerja, eh, terjebak macet karena ada aksi buruh, ya udah sebagai bentuk solidaritas saya ikut. Demonya demo damai,” ungkap Dewi, buruh PT Nikomas menceritakan aksi unjuk rasa yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB pagi itu, dilansir RadarBanten.com.
Ribuan buruh ini kemudian bergerak ke arah Serang untuk berunjuk rasa di Pendopo Kantor Bupati Serang. Setelah sempat mengumpulkan massa buruh di depan sebuah pabrik sejak pukul 09.00 WIB pagi, lalu ribuan buruh itu pun mulai bergerak ke arah Serang sekitar 30 menit kemudian.
“Para buruh itu sudah berjalan ke Serang, saat ini lalu lintas sudah mulai lancar lagi. Mereka menunggu rekan-rekannya di pabrik kawasan itu. Setelah berkumpul dan jumlahnya cukup banyak, mereka bergerak ke Serang sekitar pukul 10.30 WIB. Estimasi jumlahnya sekitar 10 ribu orang,” jelas Kepala Satuan PJR Serang Kompol Joko Adi seperti dikutip dari Detik.com.
Sebelumnya, buruh sudah menyampaikan tuntutan agar UMK Serang 2015 sebesar Rp 2,8 juta. Namun Bupati Serang Ahmad Taufik Nurimanyang akhirnya mengirim rekomendasi UMK 2015 sebesar Rp 2,7 juta, yang kemudian telah ditetapkan oleh Plt Gubernur Banten Rano Karno. Meski tetap naik, namun buruh menilai jumlah itu belum sesuai dengan KHL.
“Kami akan tetap pada pendirian kami dengan usulan sebelumnya Rp 2,8 juta. Untuk itu, sebagai bentuk kekesalan, kami akan datangi Bupati Serang dan DPRD Serang. Pemkab Serang tampaknya hanya sebagai mediator saja, sehinggga pemerintah tidak memiliki pemikiran terhadap perkembangan yang ada di Kabupaten Serang,” jelas Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPKEP-KSPI) Kabupaten Serang, Argo Priyo Sujadmiko seperti dikutip dari BeritaSatu.com. Makanya para buruh pun berunjuk rasa.
Aksi blokir tol ini justru berakhir di kantor Bupati di bawah guyuran hujan. Rupanya, pimpinan serikat buruh, khususnya FSPMI, menginstruksikan kepada massanya untuk membuka blokade dan menggiring massa ke kantor Bupati.