Solidaritas.net – Makanan yang dimakan para buruh setiap hari harus selalu diperhatikan. Bukan hanya karena penting sebagai sumber nutrisi dan energi untuk mendukung aktifitas pekerjaan sehari-hari, tetapi juga menjaga kesehatan agar tidak mudah terserang berbagai penyakit yang bisa saja terjadi lokasi kerja. Begitu pula dengan makanan yang disediakan oleh perusahaan, juga harus menjadi perhatian para pengusaha yang mempekerjakannya.

Ini untuk mengantisipasi agar para buruh tidak diserang penyakit, sehingga menyebabkan terganggunya aktifitas pekerjaan mereka. Seperti yang terjadi di salah satu pabrik garmen di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, dimana puluhan buruh perempuan di pabrik garmen mengalami keracunan setelah menyantap makanan yang disediakan pabrik, Rabu (21/01/2015). Akibatnya, para buruh yang keracunan nasi pecel itu terpaksa dibawa ke rumah sakit dan masuk ruang IGD.
“Para karyawan menyantap makan siang yang disediakan pabrik. Ada tiga katering yang disediakan, diantaranya nasi pecel. Yang sudah kita amankan nasi pecel dan lauk telur, karena yang lain sudah dibuang. Kita tunggu uji laboratorium hasilnya,” jelas Kepala Polsek Ngaglik Sleman, Kompol Partono yang menyelidiki kasus tersebut, seperti dilansir Detik.com.
Partono mengatakan pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah informasi terkait kejadian tersebut. Menurut keterangan yang didapatkan dari pihak pabrik, jumlah korban mencapai sekitar 70 orang, yang semuanya merupakan buruh perempuan. Pada saat kejadian, mereka pun langsung dilarikan ke IGD RS Panti Nugroho Sleman. Karena mereka cukup banyak dan rumah sakit juga sedang penuh, beberapa terpaksa harus menempati selasar rumah sakit.
Ditambahkan dokter RS Panti Nugroho Sleman yang merawat para korban, dr Lilik, mereka mengeluh mual, muntah dan pusing. Menurutnya, kemungkinan memang ada sesuatu yang menyebabkan para buruh itu keracunan. Namun, dia belum bisa memastikan penyebabnya, karena harus ada pemeriksaan sampel terlebih dahulu. Data terakhir yang diketahuinya, ada 59 orang yang dirawat. Sedangkan yang lain sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Sementara itu, salah satu korban, Maryanti (24) mengaku mereka sebelumnya menyantap pecel yang disajikan oleh pabrik sekitar pukul 12.15 WIB. Namun, tidak beberapa lama, mereka pun merasakan mual-mual dan kemudian muntah. Sekitar pukul 14.00 WIB lebih, puluhan buruh pabrik itu pun langsung dilarikan ke RS Panti Nugroho Sleman untuk dirawat.
“Tadi saya makan nasi pecel sama telur ceplok. Tadi memang kayak bau anyir gitu,” ungkap Maryati saat ditemui di RS Panti Nugroho Sleman setelah diperbolehkan pulang ke rumah.
Kasus keracunan makanan seperti ini cukup sering terjadi dan dialami para buruh pabrik. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dari pengusaha yang menyediakan makanan bagi para buruh tersebut, khusus buruh garmen yang kondisi kerjanya lebih buruk (sweatshop). Pada bulan November 2014 lalu, juga terjadi kasus yang sama pada ratusan buruh pabrik wig di Bantul, Yogyakarta. Bahkan, pada November 2005 malah ada seorang buruh pabrik di Bekasi, Jawa Barat, yang meninggal karena kasus yang sama.
Foto ilustrasi: buruh garmen. © Flickr/fischerfotos.