Solidaritas.net, Jakarta – Ditengah perekonomian Indonesia yang katanya sedang krisis dan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) beserta rombongan dalam kunjungan luar negeri ke Amerika Serikat justru menghabiskan uang Negara sebesar Rp. 4,6 Miliar. Besaran anggaran ini diperkirakan oleh lembaga Fitra (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran).
Lembaga Fitra telah mengkaji dana perjalanan dinas ini berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan 2015. Anggaran ini termasuk biaya tiket, uang saku, dan hotel untuk sembilan anggota rombongan selama 12 hari.
Diperkirakan, biaya pesawat ke Amerika Serikat sebesar US$ 14.428 untuk satu kali perjalanan per orang. Uang saku harian sebesar US$ 527 untuk setiap anggota DPR per hari dan biaya hotel sebesar US$ 1.312,02 per malam. Atau sama dengan Rp 4,63 miliar. Bahkan diduga anggaran ini bisa lebih besar dari Rp. 10 miliar apabila dikalkulasikan dengan berbagai tunjangan.
“Bahkan kami menduga anggaran bisa lebih besar dari Rp. 10 miliar karena adanya berbagai tunjangan,” ujar Sekretaris Jenderal Fitra Yenny Sucipto, dilansir dari Tempo.co.
Selain itu, Yenny menilai anggaran tersebut berpotensi terdapat kemahalan harga (mark up) karena sistem lump sum. Apalagi saat ini nilai tukar dolar sedang naik. Sedangkan, lembaganya sendiri mulai mengkaji hal ini setelah diduga rincian biaya perjalanan ke luar negeri tidak transparan.
“Ini bentuk pemborosan negara. Fitra akan menagih akuntabilitas anggaran ini setelah mereka pulang. DPR, melalui sekjennya, bahkan tidak menjelaskan tujuan perjalanan dinas beserta semua anggarannya,” tutur Yenny, Minggu (5/9/2015).
Fatalnya, dengan menghabiskan uang negara sebesar itu, pimpinan DPR RI, Fadli Zon dan Setya Novanto yang sempat hadir dalam acara jumpa pers kampanye yang digelar bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, Kamis (3/9/2015) waktu setempat, justru menuai respon negatif dari pengguna media sosial bahkan dari kalangan DPR sendiri.
Hadirnya respon negatif dari berbagai kalangan itu cukup membuat Fadli Zon geram, sehinggga dirinya mengancam akan somasikan imam masjid di New York, Shamsi Ali yang diketahui mengkritik kehadiran pimpinan DPR di Donald Trum sebagai langkah “merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa,” karena Trump dikenal sebagai seseorang yang anti imigran dan rasis.