Ratusan Buruh Pabrik Kayu di Jepara Dirumahkan Karena Ekspor Menurun

0

Jepara – Di tengah-tengah kehidupan yang semakin sulit karena kenaikan harga semua kebutuhan, ratusan buruh sejumlah pabrik kayu di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah malah dirumahkan oleh manajemen perusahaannya. Pihak perusahaan mengambil kebijakan itu dengan dalih karena industri pengolahan kayu setengah jadi untuk produk furniture dan dinding ramah linkungan (barecore) di wilayah tersebut sedang lesu. Para pelaku usaha mebel dan furniture itu mengaku ekspor produk tersebut mengalami penurusan drastis.

Buruh pabrik kayu di Jepara mengerjakan produk furniture.
Foto: Tempo.co

Menurut pengurus Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Andang W Triyanto, tercatat ada lima perusahaan yang telah menutup pabriknya seiring dengan turunnya ekspor kayu barecore ke Taiwan dan Cina. Jumlah buruh di lima perusahaan tersebut mencapai 300-400 orang, dan separuhnya sudah dirumahkan. Namun, separuhnya lagi masih dipekerjakan di perusahaan mebel lain milik pengusaha yang sama.

“Pabrik-pabrik kayu barecore mulai merumahkan sebagian pekerjanya, karena minimnya permintaan terutama dari pasar Taiwan dan Cina. Namun, pekerja barecore yang memiliki keahlian tertentu dipekerjakan di pabrik mebel lainnya. Jadi tak semuanya dirumahkan,” ungkap Andang yang juga merupakan pelaku usaha mebel dan furniture itu pada wartawan di Jepara, seperti dikutip Solidaritas.net dari portal berita Tempo.co, Jumat (10/06/2016).

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara Yoso Suwarno mengatakan pihaknya masih mendata jumlah buruh yang terkena imbas lesunya ekspor kayu barecore ini. Mereka juga mengaku sudah mulai memetakan peluang lain, seperti diversifikasi produk yang bisa digarap. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Jepara juga sedang membantu mencari negara-negara lain untuk pemasaran ekspor produk barecore.

Industri barecore di Jepara memang menyerap banyak tenaga kerja. Pabrik kayu barecore ini tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kalinyamatan, Bangsri, Batealit, Mlonggo, dan Tahunan. Saat ini, suplai barecore di Indonesia mencapai 6.000 kontainer per bulan. Sedang permintaan dari Taiwan dan Cina hanya 3.000-4.000 kontainer per bulan. Selain permintaan turun, harga jualnya juga rendah, di mana tiap meter kubik saat ini hanya mampu terjual di bawah harga 235 dolar AS. Padahal, harga jual ideal 285 – 300 dolar AS per meter kubik.

Meski pun begitu, permasalahan para buruh yang dirumahkan ini tentunya harus mendapat perhatian penuh dari pemerintah, terutama mengenai nasib mereka ke depannya. Selain itu, kaum buruh lainnya diharapkan juga ikut membantu memperjuangkan rekannya tersebut. Sejauh ini belum ada aturan yang mengamanatkan pemerintah secara langsung melindungi buruh yang mengalami nasib dirumahkan karena produksi menurun. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *