Solidaritas.net, Hong Kong – Meski jauh di rantau orang, ternyata para buruh migran Indonesia (BMI) di Hong Kong tetap bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri seperti di kampung halamannya sendiri. Pasalnya, mereka berkumpul dengan sesama BMI untuk merayakan Lebaran bersama-sama di negeri orang. Acara bertajuk Gebyar Idul Fitri 1436 H dan Halal Bihalal itu digelar di Aula Masjid Jami’ Tsim Sha Tsui, Kowloon, Hong Kong, Minggu (26/7/2015).
Dalam acara yang digagas oleh Gabungan Migran Muslim Indonesia Hongkong (GAMMI-HK) bersama Asosiasi Buruh Migran Indonesia Hong Kong (ATKI HK) itu, juga diadakan tausiyah oleh Ustadz Mochammad Syauqi Zainuddin, putra dari da’i kondang almarhum KH Zainuddin MZ. Selain itu, juga digelar lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Kaligrafi. Momen Lebaran tersebut dimanfaatkan untuk mendobrak keberanian dan bakat BMI di Hong Kong.
“Momen Ramadhan dijadikan umat Muslim di berbagai penjuru dunia sebagai ajang meningkatkan kualitas hubungan dan ibadah kepada Allah SWT dengan mengkaji Al Qur’an, puasa, dan bentuk amal ibadah lain. Namun kita seringkali melupakan keseimbangan, bahwasanya ada juga hubungan dan ibadah umat Muslim kepada sesama manusia yang diamanahkan Allah kepada kita,” ujar Ketua GAMMI-HK, Romlah Rosyidah dalam kata sambutannya, seperti dikutip dari akun Facebook Rosyi Mansyur, Selasa (28/7/2015).
Menurutnya, kecenderungan umat Muslim BMI di Hong Kong memilih menyendiri masih tinggi. Dia tidak menampik, hal itu disebabkan oleh beratnya pekerjaan mereka di rumah majikan masing-masing, sehingga mereka lebih suka menghabiskan waktu libur untuk diri sendiri dan terkesan kurang peduli pada masalah BMI lainnya. Tanpa disadari, kondisi ini malah menjadi salah satu cikal bakal bertambahnya kasus BMI, karena kurang pengetahuan.
“Ibadah dan beramal melalui berbagai cara, tidak harus selalu dengan uang, bisa dengan memberi panduan yang benar kepada yang membutuhkan, memberikan waktu untuk melayani sesama, bahkan mendengarkan keluh kesah BMI bisa jadi suatu ibadah,” ujarnya.
Baca juga: Banyak BMI di Hong Kong Nekat Bunuh Diri Karena Masalah Keuangan
Ditambahkan Romlah lagi, jumlah komunitas umat Muslim di Hong Kong berada dalam posisi lima besar dari total 7.264.100 penduduk negara tersebut, dan hampir sebagiannya adalah buruh migrant. Oleh karena itu, dia berharap ke depannya para BMI bisa maksimal dalam membantu sesama dan bersatu dalam organisasi. Apalagi, sangat penting untuk berjuang bersama dalam barisan yang terpimpin, agar kuat dan semua masalah teratasi.
Sementara, GAMMI-HK dan ATKI HK berharap tausiyah seputar persatuan yang disampaikan oleh ustadz bisa memberi angin segar spiritual dan menghibur kepenatan ratusan jamaah yang hadir dalam acara tersebut. Pada acara itu, juga turut hadir Direktur Mission for Migrant Workers Chintya Abdon Telles, Ketua International Migrant Alliance sekaligus Koordinator Jaringan Buruh Migran Indonesia Eni Lestari, dan Ketua ATKI HK Maysaroh.
Sumber & Foto:
https://www.facebook.com/rosyi.mansyur/posts/1029630003728908