Ribuan Buruh Tangerang Unjuk Rasa di Tol Bitung

Solidaritas.net, Tangerang – Kaum buruh kembali melakukan aksi unjuk rasa untuk memperjuangkan hak-haknya. Kali ini, ribuan buruh dari Kota Tangerang berunjuk rasa di depan pintu tol Bitung, Jalan Raya Serang KM 9, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (09/12/2014). Mereka menggelar aksi unjuk rasa ini agar pemerintah memperhatikan nasib para buruh

demo buruh di tol bitung
Demo buruh Tangerang. © Liputan6.com/Naomi Trisna.

Dalam orasinya, buruh menuntut agar Pemerintah Provinsi Banten merevisi Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2015 untuk Kabupetan dan Kota Tangerang. Menurut mereka, besaran nilain upah yang disahkan Gubernur Banten atas rekomendasi Bupati dan Walikota Tangerang itu masih dibawah standar kebutuhan hidup layak (KHL) bagi kalangan buruh.

“UMK Kota Tangerang Rp 2.730.000, sementara Kabupaten Rp 2.710.000. Padahal kita menuntut Rp 2.880.000 per bulan. Angka ini sudah 2 kali turun dari Rp 3,2 juta dan Rp 2,9 juta sesuai tuntutan kami,” ujar koordinator aksi, Supri yang berasal dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Tangerang, seperti dilansir oleh Liputan6.com.

Angka upah minimum tersebut juga akan semakin berkurang nilainya, setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi). Pasalnya, UMK 2015 belum menghitung kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar sebesar 30 persen. Padahal, dengan naiknya harga BBM bersubsidi ini, secara otomatis juga menaikkan harga kebutuhan lainnya. (Baca juga: Kisah Hidup Buruh Pabrik Setelah Kenaikan Harga BBM)

“Padahal dampak kenaikan BBM meluas, hingga juga menaikkan harga sembako, biaya transportasi, kesehatan dan pendidikan. Buruh pasti akan sengsara,” tambah Supri lagi.

Untuk merevisi UMK 2015 ini, buruh memberikan batas waktu hingga hari ini kepada Gubernur Banten. Selain kenaikan UMK 2015, para buruh juga menyampaikan dua tuntutan lainnya, yaitu penghapusan sistem outsourcing yang merugikan buruh, dan penolakan iuran BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) karena banyaknya terjadi penolakan pasien.

(Bersambung ke halaman 2)

Aksi unjuk rasa ini sendiri dimulai sejak pagi, dimana sekitar 7 ribu buruh datang dengan mengendarai sepeda motor. Awalnya mereka berkumpul di Jl Raya Tangerang – Serang. Sebelum berunjuk rasa, massa buruh ini melakukan sweeping ke pabrik dan mengajak para pekerja untuk bergabung berunjuk rasa, sehingga sempat menimbulkan kericuhan kecil. (Baca juga: Harga BBM Naik, UMP Harus Direvisi)

Kemudian, para buruh bergerak menuju gerbang Tol Bitung, sehingga menyebabkan arus lalu lintas menjadi tersendat, meskipun massa tidak menutup akses masuk tol atau masuk ke dalam tol dalam aksi unjuk rasa ini. Sedangkan pintu keluar tol terpaksa dialihkan ke jalur lain oleh petugas tol, agar tidak semakin memperparah kemacetan yang terjadi di sana.

“Untuk keluar Tol Bitung kami alihkan keluar Balaraja atau Karawaci. Biasanya (aksi unjuk rasa) mulai jam 10-11.00 WIB, sampai sore. Mereka (buruh) ini mau ke pendopo ke Serang,” tutur seorang petugas Tol Bitung bernama Kemal, seperti dikutip dari Detik.com.

Hingga tengah hari, massa buruh lalu berkumpul di bawah jembatan dekat pintu tol, sehingga jalan dua lajur untuk keluar masuk tol juga tak bisa dilalui pengguna jalan. Pada pukul 14.15 WIB, para buruh yang sudah ketiga kalinya berunjuk rasa di gerbang Tol Bitung itu pun berangsur-angsur membubarkan diri setelah dikomando oleh koordinator aksinya.

Tinggalkan Balasan