Sekilas Kondisi Buruh Migran Indonesia di Belanda

0

Solidaritas.net – Pada Februari 2015, saya berkesempatan bertemu dengan rekan-rekan dari Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) Netherlands di Belanda. Dari diskusi dan material kampanye yang mereka berikan, terungkap kondisi buruh migran Indonesia (BMI) yang ada di Belanda yang berprofesi sebagai pekerja rumah tangga.

Dispereert Niet film
Dispereert Niet

Upah minimum Belanda terbilang besar untuk ukuran mata uang rupiah, yakni 9,17 euro per jam (sudah termasuk tunjangan liburan) atau sekitar Rp 128.000 per jam (kurs Rp 14.000). Upah ini lah yang harus diterima oleh seorang pekerja rumah tangga. Namun, biaya hidup di sana juga besar untuk ukuran kurs rupiah.

Rekan-rekan mahasiswa yang kuliah di Universitas Leiden menceritakan untuk sewa kamar (kost) 350 euro per bulan. Untuk sekali makan di luar butuh 5 sampai 10 euro, begitu juga dengan biaya transportasi jarak dekat 1,5 euro sampai 3 euro. Saat saya naik kereta dari Amsterdam ke Utrecht selama sekitar 30 menit, OV-chipkaart yang saya pakai terpotong 10 euro.

Para BMI itu punya cara tersendiri untuk menghemat uang makan. Mereka biasanya menikmati makanan murah Kap Salon, mirip kebab, yang dijual di restoran Turki. Ini mereka ceritakan sambil tertawa-tawa ke saya yang mengeluhkan mahalnya biaya hidup. Orang Indonesia yang kerja di restoran biasa memasok makanan sisa untuk orang Indonesia yang membutuhkan.

Ketua IMWU Netherlands, Yasmine Soraya, menuturkan masalah utama yang dirasakan oleh BMI di Belanda adalah kelengkapan dokumen. Tidak mudah untuk masuk bekerja di Belanda karena kebijakan pemerintah yang sangat ketat mengenai pembatasan imigran. Sehingga, banyak BMI yang masuk tanpa dokumen. Mereka pun dipekerjakan dengan upah di bawah ketentuan.

Pernah ada kejadian di mana seorang BMI melempar pakaiannya lewat jendela untuk kabur dari rumah majikan. Cuaca yang dingin membuat ia hampir saja mati kedinginan. Ia ditolong warga sekitar dan dibawa ke kantor polisi.

“Untungnya di sini, BMI ilegal yang ketahuan dibawa ke kantor polisi dan dipulangkan. Tidak ada penyiksaan seperti di Arab Saudi. Orangnya baik-baik,” kata Yasmine.

Saat ini, IMWU Netherlands telah merilis film berjudul Dispereert Niet (jangan berputus asa) tentang perjuangan BMI di Belanda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *