Sering Lebay di Facebook, Buruh Bisa Amnesia

0

Solidaritas.net | Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Path, dan lain sebagainya, seringkali dipakai penggunaannya untuk mengunggah cerita-cerita yang menurut si pemakainya menarik, lucu, konyol, bahkan sedih, namun belum tentu hal serupa dirasakan oleh si pembaca status-statusnya. Termasuk hal-hal yang tidak ada artinya/daif dikemas dalam cerita yang berlebihan, atau yang oleh umum lebih dikenal dengan status lebay. Sering lebay di Facebook ternyata dapat menyebabkan berbagai dampak negatif.

Media Sosial bawa ketakutan tersendiri bagi sebagian orang Indonesia (Foto ilustrasi) © simomot.com
Media Sosial bawa ketakutan tersendiri bagi sebagian orang Indonesia (Foto ilustrasi) © simomot.com

Lagam ini rupanya memiliki efek negatif. Psikolog dari Society for Neuropsychoanalysis, dr. Richard Serry, menyibak, orang yang kerap menulis status berlebihan dan status bohong/bongak di jejaring sosial cenderung lebih rentan mengidap amnesia.

Fenomena ini diberi nama Amnesia Digital. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh situs networking, Pencourage, korban utama dari amnesia digital itu adalah para remaja usia 18 sampai 24 tahun.

Mereka ketahuan gemar berbohong untuk melebih-lebihkan sebuah kejadian yang mereka alami di dunia nyata saat ditulis ulang di dunia maya.

“Penelitian terbaru menunjukkan ingatan dengan sengaja dimodifikasi dan akhirnya berubah menjadi tidak akurat lagi sampai akhirnya hal itu mengubah jati diri kita. Berusaha untuk tetap kompetitif [di jejaring sosial] memang normal, namun menolak keaslian diri kita adalah dampak buruk dari jejaring sosial,” ucap Dr. Richard Sherry, dikutip dari Daily Mail dan Solopos.com, Senin (29/12/2014).

Penelitian Sherry menggunakan para pengguna Facebook sebagai sampel. Selain status lebay, pengguna yang sering memasang status bohong juga rentan terserang penyakit serupa.

Dalam beberapa peristiwa juga ditemukan masalah mental lain seperti penyakit jiwa yang membuat penderita berpikir aneh-aneh yang bersifat khayalan, seperti merasa dirinya orang besar atau terkenal (paranoia) dan depresi karena merasa bersalah tidak mampu hidup seperti yang mereka tulis di status-status Facebook sebelumnya.

Facebook merupakan jejaring sosial yang paling populer di kalangan buruh, khususnya buruh yang usianya masih muda. Mereka menggunakan Facebook untuk berkomunikasi sehari-hari atau sekadar melepaskan penat, serta mengurangi kesepian. Buruh menghabiskan waktunya untuk bekerja selama 8 sampai 12 jam setiap harinya (termasuk hari libur yang digunakannya untuk kerja lembur) sehingga mereka kurang untuk bersosialisasi dan mencari hiburan alternatif. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa buruh aktif menggunakan jejaring sosial, khususnya Facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *