Jakarta –
Serikat Pemuda Mahasiswa Nusantara (SPMN) mengingatkan kepada kaum buruh bahwa
May Day bukan sekadar perayaan seremonial belaka. Menurut Koordinator Nasional
SPMN, Verly Montung, May Day harus menjadi momentum yang dimanfaatkan kaum
buruh untuk bersatu dan melanjutkan perjuangan.
May Day (Foto: belonomi.com) |
“Dalam sejarahnya, May
Day adalah hari untuk mempringati perjuangan kaum buruh sedunia yang menuntut perbaikan
kondisi kerja,” jelas Verly dalam siaran persnya.
Di Indonesia, kondisi
buruh hari ini masih sangat memprihatinkan. Masih terjadi praktik upah murah,
sistem kerja kontrak/outsourcing, pemberangusan serikat/union busting,
pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak, kecelakaan kerja dan seterusnya.
buruh hari ini masih sangat memprihatinkan. Masih terjadi praktik upah murah,
sistem kerja kontrak/outsourcing, pemberangusan serikat/union busting,
pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak, kecelakaan kerja dan seterusnya.
Begitu
juga dengan masalah jaminan kesehatan bagi pekerja. Menurut Verly, BPJS
Ketenagakerjaan bukanlah jaminan kesehatan, melainkan asuransi kesehatan. Adanya
BPJS membuktikan, bahwa pemerintah lepas tangan dalam memberikan jaminan
kesehatan kepada kaum buruh.
juga dengan masalah jaminan kesehatan bagi pekerja. Menurut Verly, BPJS
Ketenagakerjaan bukanlah jaminan kesehatan, melainkan asuransi kesehatan. Adanya
BPJS membuktikan, bahwa pemerintah lepas tangan dalam memberikan jaminan
kesehatan kepada kaum buruh.
Kondisi kerja tersebut harus
menjadi tamparan bagi kaum buruh, dan buruh harus lekas sadar bahwa mereka
senantiasa tertindas. Olehnya, May Day tidak bisa hanya dijadikan seremonial
belaka.
menjadi tamparan bagi kaum buruh, dan buruh harus lekas sadar bahwa mereka
senantiasa tertindas. Olehnya, May Day tidak bisa hanya dijadikan seremonial
belaka.
Bagi
SPMN, peringatan May Day tahun ini harus menjadi ajang konsolidasi bagi gerakan
rakyat untuk bersatu DAN berhadap-hadapan dengan sistem kapitalisme.
SPMN, peringatan May Day tahun ini harus menjadi ajang konsolidasi bagi gerakan
rakyat untuk bersatu DAN berhadap-hadapan dengan sistem kapitalisme.
“Buruh harus tetap berjuang, jangan berhenti melawan
penindasan dalam bentuk apapun. Tidak hanya buruh, namun seluruh sektor massa rakyat pekerja wajib untuk ikut berjuang
melawan penindasan,” tegas Verly.
Pada
May Day kali ini SPMN bergabung dalam barisan buruh untuk melakukan aksi demi memperjuangkan
nasib kaum buruh di Indonesia. SPMN ikut bersolidaritas dan bergabung dengan massa
buruh tanggal 1 Mei, sedikitnya di 4 wilayah, yaitu Jakarta, Semarang, Makassar
dan Luwu Timur.
May Day kali ini SPMN bergabung dalam barisan buruh untuk melakukan aksi demi memperjuangkan
nasib kaum buruh di Indonesia. SPMN ikut bersolidaritas dan bergabung dengan massa
buruh tanggal 1 Mei, sedikitnya di 4 wilayah, yaitu Jakarta, Semarang, Makassar
dan Luwu Timur.