Solidaritas.net – Banyak buruh pabrik bekerja dengan target yang sangat tinggi dari pengusahanya. Sehingga, tidak sedikit mereka yang terpaksa bekerja lembur hampir setiap hari, untuk memenuhi target tersebut. Bahkan, tidak jarang beban pekerjaan itu terus terpikir oleh para buruh pabrik ini meski sudah berada di rumah. Makanya, tidak heran jika ada di antara mereka yang kemudian menjadi stres, bahkan hingga mengalami depresi.
Kondisi stres tersebut sangat berdampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik setiap orang, terutama para buruh pabrik karena melakukan pekerjaan yang sangat menguras tenaga setiap harinya. Salah satu penelitian terbaru yang dilakukan di Jerman menyebut bahwa kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan ternyata dapat meningkatkan risiko terkena masalah gangguan pernapasan pada seorang pekerja, yakni penyakit asma.
“Untuk setiap kenaikan 25 persen pada kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan, risiko asma juga meningkat sebesar 24 persen. Risiko asma ini meningkat menjadi 60 persen di antara mereka yang berpikir sangat mungkin akan kehilangan pekerjaan,” ungkap hasil penelitian tersebut, seperti dilansir website Medline Plus, www.nlm.nih.gov/medlineplus dari The US National Library of Medicine, National Institutes of Health baru-baru ini.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 7.000 pekerja di Jerman selama tahun 2009 hingga 2011, bersamaan dengan terjadinya krisis ekonomi di Eropa. Para pekerja tersebut menjawab pertanyaan tentang gangguan pernapasan, dan juga kemungkinan mereka berpikir akan kehilangan pekerjaan dalam waktu dua tahun itu. Hasilnya, para peneliti menemukan fakta bahwa rasa takut kehilangan pekerjaan juga dapat meningkatkan risiko terkena asma.
(Baca selanjutnya di halaman 2)
Dalam penelitian yang telah dipublikasikan di Journal of Epidemiology and Community Health pada 22 September 2014 tersebut, para pekerja yang berpikir ada kemungkinan besar untuk kehilangan pekerjaan dalam waktu dua tahun itu cenderung lebih muda, kurang berpendidikan, tidak menikah dan memiliki penghasilan bulanan yang lebih rendah daripada mereka yang merasa kemungkinannya menjadi pengangguran lebih rendah atau tidak ada. (Baca juga: Kerja Shift Dapat Perlambat Metabolisme Tubuh)
Selain itu, mereka yang takut kehilangan pekerjaan tersebut juga pada umumnya tidak bekerja dengan kontrak yang permanen dari perusahaannya, serta lebih memungkinkan untuk menderita depresi. Fakta lainnya yang juga perlu diketahui dari penelitian tersebut adalah lebih dari 100 kasus baru asma yang didiagnosis pada peserta penelitian, separuhnya ternyata berjenis kelamin perempuan. Makanya, buruh perempuan harus lebih berhati-hati. (Baca juga: Cara Hidup Sehat Bagi Buruh yang Bekerja Shift Malam)
Namun, para peneliti dalam penelitian tersebut mengakui stres yang berhubungan dengan pekerjaan itu tidak menjadi penyebab langsung terjadinya asma. Meskipun mereka mencatat hasil penelitian yang telah dilakukan itu sejalan dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa hal tersebut memiliki kemungkinan untuk menjadi faktor risiko dalam terjadinya asma di kalangan orang dewasa yang telah bekerja, termasuk para buruh pabrik.
Oleh karena itu, mulai dari sekarang para buruh pabrik harus berusaha lebih rileks dalam menjalankan pekerjaan. Beberapa hal yang menyenangkan juga bisa menjadi kegiatan selingan sehari-hari di luar jam kerja. Misalnya dengan melakukan hobi, berorganisasi dan bersosialisasi dengan teman-teman seprofesi, serta berolahraga ringan seperti bersepeda dan jalan kaki. Selain itu, pastikan Anda sudah memiliki jaminan kesehatan dari pengusaha.