TKI yang Ingin Pulang Kampung untuk Buka Usaha Sendiri

Solidaritas.net, Malaysia – Banyak orang Indonesia yang memilih bekerja di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), meski hanya sebagai seorang buruh migran, karena ingin mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih layak dibanding di negeri sendiri. Meski dapat upah yang lebih mencukupi, namun kebanyakan dari mereka malah bingung ketika sudah kembali ke Indonesia, sehingga tabungan selama bekerja di luar negeri pun habis dengan cepat.

buruh migran menuntut
© Tangankirinyaindonesia.blogspot.com

Hal ini ternyata berbeda dengan cita-cita Tria Mega, seorang TKI yang sudah bekerja selama 5 tahun sebagai buruh pabrik di Kuala Lumpur, Malaysia. Perempuan yang bekerja di perusahaan bidang manufaktur, Best Western Malaysia sebagai perakit komponen elektronik itu rupanya telah memiliki rencana akan menjadi wiraswasta, setelah kontrak kerjanya di negeri jiran itu berakhir. Dia ingin membuka usaha sendiri setelah pulang kampung nanti.

“Sekarang makin mantap untuk pulang. Biar usaha saja di kampung,” cerita Mega saat ditemui wartawan Indonesia di Kuala Lumpur, seperti dilansir Detik.com, Senin (13/4/2015).

Usianya yang masih 23 tahun membuat Mega yakin bisa memberdayakan dirinya untuk membuka usaha di kampung. Sebagai seorang yang hanya lulusan SMA, dia juga menyadari satu-satunya jalan untuk melanjutkan hidup adalah dengan menjadi wiraswasta. Selama ini, dia selalu mengirim uang kepada keluarganya di kampung, dan diinvestasikan dalam bentuk tanah, ladang atau rumah, yang nanti bisa dijadikannya sebagai modal membuka usaha.

Rencana yang sama juga telah terpikir oleh Titin dan Yunisda. Padahal, selama ini tidak banyak TKI yang pulang dan memilih untuk berwirausaha. Bahkan, meskipun sudah diberi pelatihan, masih saja banyak di antara mereka yang akhirnya kembali menjadi TKI karena bingung akan bekerja apa di Indonesia. Selain itu, ada pula yang sudah mengumpulkan uang sebagai modal usaha, namun tak banyak yang tahu apa yang akan mereka lakukan.

“TKI kita banyak yang saat pulang atau dipulangkan justru tidak tahu akan melakukan apa di Indonesia, akhirnya mereka kembali jadi TKI. Padahal, kan bukan itu yang kita inginkan, karena itu harus ada pembinaan jiwa entrepreneur,” ungkap Kepala BNP2TKI Nusron Wahid saat mengunjungi para TKI yang bekerja di pabrik Best Western Malaysia di Kuala Lumpur.

Untung saja, saat ini BNP2TKI sedang mensosialisasikan program integrasi pemberdayaan TKI purna kerja agar tidak kembali menjadi TKI lagi setelah pulang ke Indonesia. Adanya program diharapkan dapat menekan jumlah TKI yang kembali pergi keluar negeri untuk bekerja sebagai TKI. Program ini sendiri akan memberikan pelatihan wirausaha, membantu para TKI purna kerja mendapatkan market, modal hingga pembeli‎ untuk usaha mereka.

“Ternyata ada pembinaan yang jelas dengan prospek bisnis yang jelas juga. Setidaknya sekarang saya tahu kalau pulang akan berwirausaha apa dan menghubungi siapa,” kata Yusnida pula, yang mengaku sudah menyisihkan pendapatannya sekitar Rp 20 juta.

Tinggalkan Balasan