Tragedi Mina Bukan Kali Pertama Terjadi

Ribuan jemaah haji berjalan menuju tempat melempar jumrah (kredit foto www.dunia.tempo.co)
Ribuan jemaah haji berjalan menuju tempat melempar jumrah (kredit foto www.dunia.tempo.co)

Solidaritas.net, Mina- Tragedi Mina, terinjak-injaknya jemaah haji saat sedang melakukan lempar jumrah sebagai rangkaian ibadah haji yang mengakibatkan lebih dari 700 orang meninggal dunia, lebih 800 lainnya luka-luka, Kamis(24/9/2015), bukanlah kali pertama. Tragedi Mina, terinjak-injaknya jemaah haji di Mina, sudah terjadi sejak tahun 1990-an.

Dimana pada 2 Juli 1990 yang lalu, di Mina, Saudi Arabia sekitar 1.420 jemaah, sebagian besar dari Malaysia dan Indonesia, meninggal di terowongan Mina. Pemerintah mengatakan sebagian besar meninggal akibat sesak nafas setelah ventilasi di terowongan rusak.

Delapan tahun setelahnya, hal serupa kembali terjadi. Tepatnya pada 9 April 1998, paling tidak 118 jemaah meninggal dan lebih dari 180 lainnya terluka saat lempar jumroh. Sebagian besar jemaah dari Indonesia dan Malaysia meninggal terinjak-injak setelah jatuh dari jembatan.

Selanjutnya pada 1 Februari 2004, sekitar 251 jemaah meninggal dalam peristiwa terinjak-injak selama 27 menit. Para pejabat mengatakan banyak korban bukan jemaah yang seharusnya tidak ikut dalam lempar jumroh. Sejumlah prosedur baru diterapkan menyusul kejadian ini.

Sedangkan pada 12 Januari 2006, paling tidak 364 orang meninggal karena terinjak-injak setelah sejumlah koper jatuh dari bus di depan salah satu jembatan jumroh. Terjatuhnya koper dari bus mengakibatkan banyak jemaah yang terpeleset.

Sementara itu, tragedi di Mina yang terjadi pada 24 September 2015 itu diduga terjadi sekitar pukul 07.00 pagi waktu Mina ketika ada sekelompok jamaah yang tiba-tiba berhenti, sehingga terjadi penumpukan jamaah yang berdesak-desakan.

Jemaah berdesakan setelah kehadiran pangeran alias putra mahkota Raja Saudi yang juga Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman bin Abdul Aziz Al Saud, di Mina, membuat kisruh barisan rombongan calon haji yang akan melempar jumrah.

Press TVĀ  mengutip laporan dari surat kabar berbahasa Arab, al-Diyar yang menyebutkan, konvoi besar-besaran Mohammad bin Salman terdiri dari pasukan keamanan, termasuk 200 tentara dan 150 polisi. Mereka masuk, menerobos di antara para peziarah yang sedang bergerak maju. Ini menyebabkan kepanikan luar biasa.

Kali ini adalah kejadian terparah kedua, setelah kejadian serupa pada 1990 yang mengakibatkan 1.420 jemaah haji meninggal dunia .

 

Tinggalkan Balasan