Pekanbaru – Perjuangan buruh PT Multi Inti Guna (PT MIG) di Pekanbaru, Riau, dalam menuntut pembayaran gaji mereka yang selama dua bulan terakhir belum direalisasikan pihak perusahaan, terus berlanjut selama bulan Ramadhan ini. Setelah beberapa melakukan aksi unjuk rasa dan mogok kerja untuk menyampaikan tuntutan mereka, kali ini para buruh perusahaan yang menangani sampah di Kota Pekanbaru itu mengambil langkah lebih tegas. Mereka pun menahan sejumlah aset perusahaan, berupa 10 unit truk pengangkut sampah.
Buruh kebersihan Pekanbaru gelar unjuk rasa. Foto: GoRiau.com |
Para buruh termasuk sopir truk PT MIG yang masih mogok kerja itu menyandera truk-truk sampah tersebut sebagai jaminan, agar gaji mereka segera dibayarkan pihak perusahaan. Truk-truk milik perusahaan itu ditahan para buruh di workshop PT MIG, Jalan Soekarno-Hatta II (Arengka II), Pekanbaru, sejak tanggal 03 Juni 2016 lalu. Langkah itu dilakukan para buruh, juga mengingat bahwa hingga saat ini manajemen PT MIG belum juga memberi tanggapan terkait tuntutan mereka, bahkan sudah semakin sulit dihubungi oleh para buruh.
“Para pekerja dan sopir menyandera 10 unit truk milik perusahaan di workshop PT MIG. Kami tak bisa menemui mereka lagi. Satu-satunya harapan kami kepada Pemerintah Kota Pekanbaru dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP),” ungkap salah seorang sopir truk PT MIG, Gober saat ditemui wartawan, dikutip dari BidikOnline.com, Kamis (23/06/2016).
Pemerintah Kota Pekanbaru sendiri merupakan pemilik pekerjaan atas kebersihan kawasan perkotaan itu, yang dikontrakkan pada PT MIG melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru. Oleh karena itu, para buruh berharap pemerintah kota turut membantu menyelesaikan pembayaran gaji mereka selama dua bulan tersebut. Menurut perkiraan, jumlah tunggakan gaji yang dilakukan PT MIG pada para buruhnya senilai Rp 1,6 miliar. Tak hanya itu, buruh juga menuntut gaji sesuai Upah Minimum Kota (UMK) Pekanbaru 2016.
“Pemerintah wajib memperjelas dan menjamin status dan kesejahteraan pekerja buruh sampah. Bisa dilihat, kesejahteraan buruh sampah masih jauh dari harapan. Pemerintah kota seolah-olah tutup mata. Tuntutan lain, kita mau ada transparansi anggaran kontrak Pemko Pekanbaru dan PT Multi Inti Guna, dan juga mendesak walikota mencopot Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan,” ungkap Koordinator Umum Aksi, Purwanto dalam aksi unjuk rasa sebelumnya di depan kantor Walikota Pekanbaru, pada Kamis (09/06/2016) pagi.