Sejak pagi, buruh berniat bergerak ke Bandara Soekarno-Hatta, namun terjadi negosiasi dengan Kapolres yang berjanji mempertemukan perwakilan buruh dengan Walikota Tangerang.
Massa aksi bergerak ke Kantor Walikota, namun Plh Walikota Tangerang Rakhmansyah tetap tidak mengubah keputusannya. Ia menilai UMK yang telah disahkan oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sudah layak.
Menurut Koordinator Lapangan Aksi Mogok Daerah itu, Sunarno, padahal buruh sudah berkompromi sebanyak dua kali.
Pihak buruh awalnya menuntut upah secara nasional sebesar Rp 3,7 juta, lalu diturunkan menjadi Rp 3,1 juta dan sekarang menjadi Rp 2,6 juta. Buruh sudah melakukan aksi sebanyak 15 kali untuk menuntut kenaikan upah layak di Tangerang.
“Itu nilai yang menurut kami masih realistis. KHL Kota Tangerang itu Rp 2.3100.000. Nah, kalau ditambah dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebesar 16,88 persen, maka angka yang paling sesuai itu ya Rp 2,6 juta,” kata Sunarno kepada Liputan6.com, Senin (2/12) malam.
Menjelang magrib, Selasa (3/12), buruh melumpuhkan jalur arah masuk dan keluar tol di depan Istana Nelayan Kebon Nanas, Tangerang. Sekitar pukul 19.30, massa aksi hendak membubarkan diri, namun polisi melakukan represi kepada massa.
Sebanyak 20an motor trail polisi menabrak sembari memukuli massa. Puluhan buruh terluka, di antaranya Juhaedi dari anggota SPSI TSK PT Teh Gelas, Peterson dari SPSI PT KEP PT Yasunli, Budi dari SBN KASBI PT Udiyana, dua orang dari SPSI LEM PT HI-LEK dan 2 orang dari GSBI. Dua orang buruh luka parah hingga harus dirawat di RS Usada Insani Kota Tangerang.
Buruh juga sempat memblokir Tol Bitung sehingga Merak-Jakarta lumpuh total. Polisi menembaki buruh dengan gas air mata agar buruh segera membubarkan diri.
Di Serang, buruh menutup akses tol Ciujung Serang dan melakukan aksi ke kantor Bupati Serang. Senada dengan Bupati Tangerang, Bupati Serang Ahmad Taufik Nuriman juga kukuh menolak revisi rekomendasi Upah Minimum Kabupaten (UMK) Serang dari Rp2.340.000 menjadi Rp2.442.000. (Rn)
***
Foto: (1) Polisi anti huru-hara dengan motor trailnya (kredit: Kelompok Bunga Merah/Facebook); (2) Buruh blokir jalan raya Serang Banten (Kredit: poskotanews.com)