Seorang buruh bernama Atang yang akrab disapa Boyo membawakan puisi berjudul “Sebastian (yang diabaikan punya jalan). Boyo tercatat masih bekerja di pabrik kawat, PT Bevananda Mustika, Kawasan Delta, Cikarang. Ia juga aktif berorganisasi di SPSI LEM Bekasi, belajar bersama di Kelompok Baca Bumi Manusia (KBBM) dan Perkumpulan Solidaritas.net.
Sebastian
(yang diabaikan punya jalan)
Sajak ini kongkrit, tak mau abstrak
memang mentang-mentang sajak
harus abstrak dan molek:
Sebastian,
kau
gembira berposisi
mengajak kawan-kawan, pula
benci brutalitas polisi
menghargai suara rakyat dalam pemilhan langsung
prihatin kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
apalagi di depan nurani jari tinggal telunjuk
menghujat penjajahan Israel
mengindahkan dunia dengan denting dan raungan gitar elektrik
gandrung perlawanan
dimulai dari tempat kau berpijak
apalagi dengan solidaritas-geruduk
teriris hati dalam penderitaan kaum perempuan
apalagi ia telah tua
disebarkannya lambang-lambang dan istilah-istilah kiri
mendekati Sukarno, Tan Malaka
sedih kekerasan di Papua
mendabakan pembebasannya
tercenung pada pembantaian 1965
mencintai keadilannya
persahabatan antar-bangsa meringankan kau memuji
bahkan pilot Amerika yang bersumbangsih pada kemerdekaan rakyat Indonesia
paham Islam adalah jalan keluar pembebasan
itulah mengapa kau bersih
tak mendukung Prabowo.
Kau
kecewa
yang diabaikan punya jalan.
(Danial Indrakusuma)